Ormas Aksira, LSM SPA, Dan BAS Mendukung Jenderal Moeldoko Menjadi Ketua Partai Demokrat
Banda Aceh- Beberapa Ormas dan LSM di Aceh sangat mendukung Jendral Moeldoko untuk memimpin Partai Demokrat, seperti Ormas AKSIRA Aceh, LSM Suara Putra Aceh dan Brigade Anak Serdadu kota Langsa.
Ketua BAS Kota Langsa S.Ramadhan Djamil, Mengatakan bahwa sejarah awal Partai Demokrat didirikan oleh Prof. Subur Santoso, sementara SBY sendiri tidak ada pada saat pendeklarasian Partai Demokrat, SBY malah menghadiri Deklarasi Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK) yang dimotori oleh Prof. Ryaas Rasyid, Andi Mallarangeng, Saad Mustafa dan Nurhayati Asegaf.
Pada saat itu Prof Ryaas Rasyid dan SBY sama-sama berada di kabinetnya Gus Dur. Dan saat itu elektabilitas SBY Melambung tinggi dan oleh karena sebab itu mereka berdua sepakat sama-sama mundur dari kabinet karena SBY ingin mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI sementara Prof.Ryaas Rasyid mendirikan Partai ujar Ramadhan yang juga merupakan Mantan Ketua Partai PDK.
Dan pada saat pendeklarasian Partai PDK, SBY juga menghadirinya. Jadi kita harus meluruskan sejarah jangan ada sejarah yang ditutup-tutupi.
Hasil Pemilu 2019, elektabilitas partai Demokrat, sedang menungkik tajam turun, jadi untuk menaikan kembali elektabilitas partai tersebut sudah saatnya Jendral Moeldoko mengambil alih untuk kembali menaikan elektabilitas partai tersebut, menjadi Partai tiga besar di Indonesia.
Chaidir Sekretaris Ormas AKSIRA Aceh yang dulu merupakan Ormas salah satu partai politik di Indonesia juga mengatakan, jangan ada partai yang bernuansa kekeluargaan, karena banyak sejarah di Indonesia para pemilik partai atau pendiri partai yang legowo diberikan kepada orang lain untuk kemajuan partai itu sendiri, seperti PKB, Hanura, PAN dan Berkarya.
Tidak ada salahnya dan kita sangat mendukung apabila Jendral Moeldoko untuk memimpin partai Demokrat yang sudah terindentik dipimpin oleh seorang Jenderal, tutup nya.
Hal senada Teuku Mustafa AB ketua LSM SPA Aceh juga menambahkan, di Demokrat sendiri awalnya juga terjadi hal yang tidak sedap, contohnya setelah SBY memimpin Partai Demokrat, SBY memasukkan gerbong para petinggi partai PDK untuk menjadi petinggi di partai tersebut dan meninggalkan orang-orang yang telah lama bergabung di partai itu.
Jadi hari ini, mari kita berpikir dewasa dan berlapang dada, untuk sebuah kemajuan organisasi atau Partai tidak ada salahnya kalau kita memilih orang-orang yang cocok untuk kemajuan sebuah organisasi ataupun Partai, ujar Mustafa.
Kita berharap dengan adanya pemimpin baru, partai Demokrat kembali berjaya dan kembali menjadi partai yang diperhitungkan di Indonesia, Mustafa memaparkan. (R.Badai)