Berita TerbaruNasionalPeristiwaPolitikRagamRedaksi

Ternyata Penemu Toa Seorang Pastor, Semoga Tidak Ada Yang Kejang – Kejang Ya…!!!

USA Badainews.com- Megafon atau yang lebih ngetren dengan sebutan “TOA” punya sejarah menarik, terutama sosok penciptanya yang dikenal sebagai seorang Pastor bernama Athanasius Kircher, SJ.

Dilihat dari background profesinya sebagai hamba Tuhan (pastor), jelas pula bahwa tujuan semula diciptakannya alat pengeras suara ini tak jauh tujuan agama, yakni supaya khotbah atau ceramah upaya beliau untuk menghasilkan suara yang lebih jelas dan keras di dengar umat saat ia memberikan kotbah atau ceramah kepada orang banyak di suatu acara kerohanian.

Lantas, seiring berjalannya waktu, megafon temuan pastor Athanasius tadi dikembangkan begitu rupa, dipasarkan, dan lantas menyebar hingga ke Indonesia oleh perusahaan Jepang yang bergerak di bidang sound system. Perusahaan TOA ini mulai berdiri kisaran tahyn 1934, jadi sebelum Indonesia merdeka, dengan pelaku bernama T. Nakatani, yang memberi nama TOA Electronic Manufacturing Company pada usaha barunya itu. Selain megafon, alat lain yang diproduksi oleh perusahaan TOA itu juga memproduksi mikrofon.

Selanjutnya, kita tahu bahwa produk pengeras suara bercorong menjadi semacam primadona, yang di Indonesia orang lebih suka menyebut “TOA” dan kini masih banyak digunakan di tempat-tempat umum buat memudahkan berbagai aktivitas yang memerlukan cakupan suara dengan area luas, mulai dari tempat ibadah, lokasi wisata, hingga buat keperluan demonstrasi. Masih ingat mobil komando legendaris milik FPI? Masih pakai TOA juga sebagai andalan pengeras suara loh!

Nah, entah bagaimana perasaan pastor Athanasius kalau mendengar atau mengetahui dari atas sana soal perkembangan alat temuannya itu, khususnya belakangan ini soal polemik pengaturan pengeras suara, yang sebenarnya pangkal masalah yang hendak diatur oleh Menag bukanlah soal azan, juga bukan perkara TOA itu sendiri.

TOA kan benda mati, nggak punya pikiran, nggak bisa protes, juga nggak bisa bengak-bengok alias berteriak sendiri kalau tidak dioperasikan oleh manusia yang ada di dekatnya. Begitu pula terkait lokasi penggunaan, durasi, hingga volume suaranya, yang seharusnya bisa mikir dan mempertimbangkan aspek manfaat dan kerugiannya (semisal ada) ya seharusnya manusianya!

Cuma, bagi saya fakta sejarah kalau TOA ditemukan oleh sosok pemuka agama ini menarik. Sekiranya para kadrun mengerti sejarah ini, mungkin kalau pas demo-demo unfaedah itu, peralatan elektronik andalan ini bisa jadi akan ditinggalkan, trus mereka pilih teriak-teriak sampai kena radang tenggorokan karena saking semangatnya. Mungkin saja kan?

Coba kirim informasi soal sejarah TOA tadi ke grup-grup yang diisi para kadrun buat ngetes reaksi mereka. Jangan lupa bikin caption yang menarik perhatian, misalnya dengan menyebut bahwa TOA ditemukan oleh orang kafir atau tujuan semula TOA dipakai untuk keperluan ibadah dengan iman kepada Yesus Kristus. Nanti kan bisa auto kepanasan, plus bisa ngamuk-ngamuk juga. Hahaha…

Akhirnya, lewat fakta perjalanan sejarah TOA maupun penemuan-penemuan bermanfaat lainnya, pada masanya tentu menjadi temuan yang patut disyukuri karena memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan mereka. Namun, apa yang terjadi pada perjalanan temuan-temuan itu selanjutnya, bergantung pada manusia yang mempergunakannya.

Dinamit atau bom, bagi penemunya mungkin dianggap prestasi hebat pada mulanya. Namun, ketika semakin ke sini justru penggunaan bom tak jarang disalahgunakan buat melukai dan membunuh manusia lainnya, baik lewat peperangan maupun aksi-aksi bom bunuh diri ala kelompok teroris, bisa jadi penemunya berharap kalau bom atau dinamit sebaiknya tidak pernah ditemukan.

Namun, tidak bisa juga hanya berpikiran dari sisi negatif melulu kan? Bom sekalipun kalau dipakai untuk hal-hal yang positif, kan tetap bisa bermanfaat juga bukan?

Satu contoh lagi, kalau boleh saya berikan dalam konteks kerohanian, bagi seorang Kristen, ayat Alkitab sekalipun sangat baik dan bisa membangun karakter, menguatkan jiwa, memberi harapan, bahkan diyakini dapat menunjukkan jalan ke surga melalui Yesus Kristus, buktinya bisa juga kok dipakai buat mempersekusi, menghakimi orang lain, hingga dipakai sebagai pembenaran akan perbuatan dosa yang mereka lakukan.

Jadi, saya pribadi tetap bersyukur dengan penemuan TOA, karena dari situlah kehidupan mengalami kemudahan, selama penemuan brilian itu dipakai dengan bijaksana, bukan sembarang pakai tanpa mempedulikan fakta bahwa kita hidup berdampingan dengan manusia lain, yang tidak semuanya merasa nyaman atau jantungnya tetap aman saat mendengarkan suara keras. (MC.Badai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *