Ubah Mindset, Jadikan Disiplin Berkendaraan Sebagai Budaya
Medan – (www.badainews.com) || Kecelakaan Lalulintas salah satu penyumbang kematian tertinggi, Kasat Lantas Kompol Andika Purba SH, SIK, menuturkan, kecelakaan lalulintas menjadi salah satu penyumbang angka kematian yang tinggi, Kamis (5/12/2024).
Kemudian, Kompol Andika mngatakan, kesadaran dalam berlalu lintas penting dipahami oleh masyarakat tentang mengenai keselamatan dalam berkendara.
Disebutkan, data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, bahwa lalulintas berada dalam peringkat 9 dari 10 peringkat penyebab kematian tertinggi di dunia. Dan diprediksi akan naik ke peringkat kelima pada 2030 setelah penyakit jantung koroner, stroke, penyakit paru-paru kronis, dan infeksi pernapasan. “Ini yang harus menjadi catatan kita.
Kecelakaan ini, menjadi salah satu penyumbang angka kematian. Makanya, perlu ditanamkan kedisiplinan dan tertib berlalu lintas itu sebagai kebutuhan kita. Kalau itu sudah tumbuh di masyarakat kita, tentu itu bisa menjadi budaya hidup sehari-hari.
Kalau sudah menjadi kebutuhan, kecelakan itu pasti bisa di kurangi,” ujarnya kepada Koran Kaltara.
Melihat kondisi itu, masyarakat harus bisa menjadikan budaya selamat berkendara sebagai pedoman. Apalagi, sambung dia, mobilitas masyarakat saat ini sangat bergantung pada kendaraan pribadi. Ia menuturkan dampak dari kelalaian berkendara tidak hanya merugikan diri masing-masing tetapi juga orang di sekitar.
Sebab kecelakaan lalu lintas terkadang tidak hanya melibatkan satu kendaraan saja. Tidak hanya itu, lanjut Andika persepsi masyarakat yang merasa takut ketika ada razia, harus dihilangkan.
Menurut dia, polisi akan melakukan penindakan, ketika kendaraan milik si pengendara tidak lengkap.
Ini yang masih kita usahakan, bagaimana pola pikir masyarakat tidak takut sama polisi ketika ada operasi.
Karena, ketika kesadaran disiplin sudah ada pada masyarakat kita, tentu tidak ada tindakan tegas ketika operasi. Bukan karena takut di tilang atau takut karena ada polisinya.
Kita harus hilangkan pemikiran seperti itu, dan budaya untuk selalu disiplin,” jelasnya.
Budaya untuk selalu disiplin dan tertib berlalulintas dinilai sangat penting menurut Andika.
Jumlah populasi kendaraan yang setiap harinya meningkat tapi tidak diimbangi dengan pelebaran jalan, semakin memicu terjadinya kecelakaan.
Sementara itu, akibat dari perilaku tidak patuh berlalulintas bisa mengakibatkan kemacetan dan terjadi nya kecelakaan.
Kemacetan akibat tidak sabar dan sifat egois berkendaraan, tidak mendahulukan yang seharusnya didahulukan dan yang lebih ironis dalam hal kecelakaan tersebut.
“Makanya kita berharap, para generasi milenial di Kaltara ini bisa menjadi agen perubahan sebagai cikal bakal tumbuhnya budaya tertib berlalu lintas.
Mereka (generasi milenial) ini juga diharapkan bisa melakukan sosialisasi, untuk memberikan pemahaman bagaimana cara dan disiplin ketika berlalulintas,” pungkasnya.
(Krisnanda).