Melalui Anjangsana,Satgas Yonif 512/QY Gali Potensi Wilayah Di Ujung Timur Indonesia
Keerom – Anjangsana merupakan salah satu metode kegiatan teritorial yang dapat menciptakan suasana harmonis antara TNI dengan masyarakat, melalui anjangsana akan diperoleh data tentang situasi dan kondisi wilayah baik dari segi Geografi, Demografi maupun Kondisi sosial masyarakat.
Melalui anjangsana Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 512/QY menggali potensi wilayah yang ada di perbatasan Papua agar dapat dikembangkan kedepanya, seperti yang dilakukan oleh Pos Kalipay meninjau pembuatan kerajinan tangan berupa tas Noken yang terbuat dari bahan dasar kulit kayu putih di Kampung Pund, Distrik Waris, Kabupaten Keerom.
Penggalian potensi wilayah yang dilakukan oleh Pos Kalipay ini ditujukan kepada kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat agar dapat dikembangkan secara lebih lanjut dan dipasarkan dengan cara yang tepat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketika dikonfirmasi melalui telepon, Dansatgas Letkol Inf Taufik Hidayat menjelaskan bahwa selain memberikan pelayan kepada masyarakat, pengalian potensi wilayah juga salah satu prioritas Satgas Yonif Mekanis 512/QY. Minggu (25/07/2021).
“Ini merupakan salah satu prioritas yang kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua, khususnya yang berada di wilayah perbatasan. Tujuannya agar pemasaran dari kerajinan tangan tas Noken dapat tepat sasaran dan harganya meningkat, karena selama ini kerajinan tas Noken dijadikan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat” terang Letkol Inf Taufik Hidayat.
Pembuatan tas rajut Noken bisa dilakukan dengan 2 bahan yaitu dengan bahan benang Nylon dan bahan kulit kayu, anggota Pos Kalipay memberikan arahan kepada masyarakat agar harga penjulanan tas Noken di sesuaikan dengan bahan dasar dan tingkat kesulitan proses pembuatanya.
Dengan demikian masyarakat akan lebih paham cara pemasaran dan memperoleh hasil penjualan yang sebanding dengan tingkat kesulitan proses pembuatan kerajinan tangan tas Noken.
Sementara itu, Norce (53) salah satu pembuat kerajinan tangan tas Noken mengungkapkan bahwa Proses pembuatan tas Noken dari bahan kulit kayu lebih sulit karena melalui proses yang panjang mulai dari pemotongan kulit kayu, pembersihan kotoran, perendaman selama satu malam dan penjemuran hingga kering.
Norce menambahkan setelah bahan kulit kayu siap untuk diolah, dalam proses pengerjaanya juga dibutuhkan kesabaran dan ketelitian, agar hasil rajutan bagus dan laku untuk dijual.(Roy Badai)